MODEL PEMBELAJARAN TERPADU YANG COCOK DITERAPKAN DI INDONESIA




MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
YANG COCOK DIGUNAKAN DI INDONESIA

Menurut Trianto, ada tiga model pembelajaran yang pas digunakan dalam pendidikan formal (pendidikan dasar), yaitu:
1.      Model keterhubungan (Connected)
Model terhubung merupakan model integrasi intebidang studi. Bahwa pembelajaran terpadu tipe connected adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan poko bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan dengan konsep yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan lain, dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lian atau hari berikutnya dalam suatu bidang studi. Dengan demikian, pembelajaran menjadi bermakna dan efektif.
Adapun keunggulan model connected adalah:
a.       Dengan mengintegrasikan ide-ide interbidang studi, maka siswa mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
b.      Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
c.       Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasikan, memperbaiki serta mengasimilasikan ide-ide dalam memecahkan masalah.
Adapun kelemahan model connected  adalah:
a.       Masih kelihatan terpisahnya interbidang studi.
b.      Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide interbidang studi.
c.       Dalam memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antarbidang studi menjadi terbatas.
Contohnya, butiran pembelajaran seperti kosakata, struktur, membaca, dan mengarang dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Sehingga ketika mengajarkan satu butir pembelajaran selalu dihubungkan dengan butir pembelajaran yang lain.
2.      Model jaring laba-laba (Webbed)
Pembelajaran terpadu model webbed adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-subtemanya dengan memerhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-subtema yang dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
Kelebihan dari model webbed ini adalah:
a.       Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
b.      Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
c.       Memudahkan perencanaan.
d.      Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa.
e.       Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang berkaitan.
Adapun kekurangan dari model webbed ini adalah:
a.       Sulit dalam menyeleksi tema.
b.      Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal.
c.       Dalam pembelajaran guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.
Contoh, tema: Perubahan di Alam, Sub tema: perubahan wujud benda, di dalamnya meliputi mata pelajaran PPKn (simbol-simbol asmaul khusna), Matematika (sifatsifat operasi hitung bilangan), Bahasa Indonesia (menggali informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber energi, energi alternatif, perubahan iklim, dan cuaca), PJOK (konsep gerak kombinasi pola gerak dasar) dan SBDP (pola irama).
3.      Model keterpaduan (Integrated)
Moden integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda-beda, tapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Pada model lai  tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.
Kelebihan dari model integrated ini adalah:
a.       Adanya kemungkinan pemahaman antarbidang studi, karena dengan memfokuskan pada isi pelajaran strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, suatu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan berkembang.
b.      Memotivasi siswa dalam belajar.
c.       Memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat model ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk kerja dengan guru lain.
Kekurangan dari model integrated ini adalah:
a.       Terletak pada guru, yaitu guru yang harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang diperioritaskan.
b.      Penerapannya yaitu sulitnya menerapkan model ini secara penuh.
c.       Model ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaannya maupun pelaksanaannya.
d.      Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam.
Contohnya, misal dalam beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Sains, Bahasa dan Seni dan Ilmu Sosia. Terdapat konsep konsep yang saling tumpang tindih.
a.       Matematika : Perusahaan (keuntungan / kerugian surat isian pajak pengupahan pasar modal).
b.      Sains : Penemuan-penemuan (bola lampu, telepon, radio, menciptakan hal baru / asli, kerja menabung rencana).
c.       Bahasa dan Seni : Riset (Pencatatan koreksi hasil percobaan).
d.      Ilmu sosial : Penemu (Bell Edison, pengaruh kuat telepon perusahaan bebas: perampokan baron).
Integrasi materi dan keterampilan : a dan b (permintaan dan penawaran), a dan c (analisis), b dan d (penemuan-penemuan), c dan d (riset). Dari beberapa keterpaduan tersebut akan muncul kreativitas : keahlian menemukan sesuatu yang baru (masyarakat dan hasil-hasil) melalui penelitian data.


DAFTAR PUSTAKA
Prastowo, Andi. 2013.  Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: Diva Press.
Trianto. 2013  Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Kelas Awal SD/MI . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Komentar